Sunday, December 23, 2012

Kayu sebagai bahan Furniture

Furniture Kayu kadang mengalami keretakan, pembelokan (jinting) ketika udara sekitar mengering. Ada juga furniture kayu yang tidak mengalami keretakan. Mengapa hal itu terjadi?

Hal itu tidak lepas dari sifat dan karakteristik kayu. Di sini akan dijelaskan tentang watak kayu yang biasa dipakai untuk bahan baku mebel, baik kayu lunak (softwood) maupun kayu keras (hardwood).


watak kayu 

Kayu terdiri dari aneka macam cell-cell atau pipa-pipa kecil yang berongga. Sewaktu kayu masih hidup, Cell-cell itu mengangkut makanan, terutama bagian sap wood atau bagian putih dari kayu. Sebagai organisme, atau makhluk hidup, kayu terdiri dari aneka tipe cell yang beraneka ragam tugasnya. Ada yang bertugas mengangkut makanan (SAP wood) dan memperkokoh tegaknya pohon (heartwood atau galih ) dan melindungi dari gangguan dari luar (kulit kayu). Rongga pipa Sapwood lebih besar, karena berfungsi mengangkut air daripada rongga dari heartwood.

Arah pipa, cell-cell atau serat-serat itu membujur ke atas. Arah serat ini memberikan tekstur kayu yang khas. Kalau kayu dipotong membujur, maka ada lingkaran-lingkaran. Lingkaran ini terbentuk karena kayu membentuk ranting, baik besar maupun kecil.

Ketika kayu itu dipotong dan mati, kayu tetap memiliki sifat hygroscopic, atau bisa dimasuki oleh air yang beredar di kelembaban udara. Air bisa keluar masuk ke dalam cell-cell kayu tersebut. Dalam keadaan kelembaban udara kering, air dalam cell-cell itu keluar. Kadar air kayu yang masih basah berkisar antara 45-150%. Kadar air itu bisa turun, atau air dalam kayu itu keluar menguap, sehingga kadar air bisa mencapai 30%. Air yang 30% ini adalah air dalam dinding cell kayu. Kadar air 30 persen ini masih bisa turun lagi, tetapi diiringi dengan penyusutan kayu. Kayu heartwood lebih kecil susutnya dibanding dengan kayu sapwood. Kadar air bisa mencapai 6%. Kayu yang kering ini bisa juga mengalami kenaikan kadar air, jika kelembaban udara di sekitar kayu juga naik.

Konsekuensi dari aneka macam jenis, fungsi dan tugas itu adalah, bagi tukang / undagi mebel, kualitas kayu potongan-potongan kayu itu bertingkat-tingkat, walaupun itu dari satu pohon. Tukang mebel membutuhkan kayu yang keras, kayu heartwood itu lebih keras, sedangkan kayu

Konsekuensi dari sifat hidroscopis kayu, adalah kayu punya sifat bisa mengembang dan menyusut sesuai dengan keadaan kelembaban udara di sekitar. Kayu yang belum pernah dikeringkan sampai di bawah 30% bisa susut jauh lebih banyak daripada kayu yang sudah dikeringkan. Para tukang kayu, untuk menghasilkan mebel yang baik, sebaiknya mengeringkan kayunya sampai 6-8% dan tingkat kembang susutnya akan kecil.

Walaupun dengan pengeringan kayu, tingkat kembang susut kayu akan mengecil, tetapi kembang susut kayu itu masih ada dan tidak bisa dicegah. Untuk mengurangi resiko, kontruksi mebel juga harus diperhatikan. Cara tradisional untuk mengurangi resiko susut yang membuat mebel pecah adalah dengan, dalam membuat panel, ada ram dan daun panel. Ram memberi ruang longgar, memberi kesempatan daun panel untuk kembang susut. Susunannya seperti jendela kaca. Ram kaca diberi kelonggaran, agar ada ruang bagi kaca untuk memuai dan menyusut tanpa pecah.

tag: +anis hartanto , +Sutrisno ,

No comments:

Post a Comment