Thursday, December 27, 2012

Specific Gravity of Indonesian Wood Species


No Wood SpecialMinMaxMean
1Aghatis/ Damar0.360.640.49
2Ampupu0.681.020.89
3Bakau0.821.030.94
4Balau0.651.220.98
5Balsa0.150.280.22
6Bangkirai/ Yell.Bal.0.601.160.91
7Bayur0.300.780.52
8Bedaru0.841.361.04
9Belangran0.730.980.86
10Benuang0.160.480.33
11Benuang Laki0.270.510.39
12Berumbung0.740.940.85
13Bintangur0.371.070.78
14Bongin0.931.201.02
15Bugis, k0.411.020.80
16Bungur0.621.010.80
17Cemara1.041.181.11
18Cempaga0.570.900.71
19Cempaka0.410.610.51
20Cendana0.770.940.34
21Cengal0.510.890.70
22Dahu0.370.750.58
23Durian0.420.910.64
24Ebony0.901.141.05
25Gadog0.551.000.75
26Gelam0.730.850.79
27Gerunggang0.360.710.47
28Gia0.771.060.91
29Giam0.831.150.99
30Gisok0.730.970.83
31Gofasa0.570.930.74
32Jangkang0.410.870.63
33Jati0.590.820.70
34Jebon0.290.560.42
35Jelutung0.220.560.40
36Jeungjin0.240.490.33
37Johar0.680.960.84
38Kapok Hutan0.120.470.30
39Kapur0.630.940.81
40Kedembe0.450.520.48
41Kemenyan0.470.630.57
42Kemiri0.230.440.31
43Kempas0.681.290.95
44Kenanga0.200.440.33
45Kenari0.480.680.55
46Keranji0.841.040.98
47Keruing/red balau0.511.010.79
48Kesambi0.941.101.01
49Ketapang0.410.850.63
50Kolaka0.731.090.96
51Kuku0.87
52Kulim0.731.080.94
53Kupang0.540.780.66
54Lara0.981.231.15
55Lasi0.770.880.81
56Leda0.390.810.57
57Mahang0.300.550.43
58Mahony0.560.760.64
59Malas, k0.951.151.04
60Matoa0.500.990.77
61Medang0.360.850.61
62Melur0.380.770.52
63Membacang0.490.740.62
64Menjalin0.581.040.81
65Mensira Gunung0.490.680.61
66Mentibu0.410.570.53
67Merambung0.270.520.38
68Meranti Merah0.291.010.55
69Meranti Putih0.290.960.54
70Merawan0.421.030.70
71Merbau0.521.040.80
72Merpayang0.510.770.65
73Mersawa0.490.850.46
74Mindahan0.360.740.55
75Nyatoh0.391.070.67
76Nyirih0.700.740.72
77Pasang0.581.210.90
78Patin, K0.821.020.92
79Pelawan1.001.091.05
80Perapet Darat0.670.850.76
81Perapet Laut0.621.060.78
82Perupuk0.400.690.56
83Petaling0.721.000.91
84Petanang0.620.910.75
85Pilang0.710.890.79
86Pimping0.351.090.72
87Pinang, K0.470.870.66
88Pulai0.190.900.46
89Punak0.550.900.76
90Puspa0.620.710.67
91Putat0.800.890.85
92Ramin0.460.840.63
93Rasamala0.610.900.81
94Rengas0.560.840.69
95Resak0.490.990.70
96Salimuli0.440.750.64
97Sampang0.390.590.49
98Saninten0.630.820.76
99Sawokel0.971.061.03
100Sendok-Sendok0.300.610.45
101Simur0.600.890.75
102Sindur0.590.850.72
103Sonokeling0.731.080.90
104Sonokembang0.390.940.65
105Sungkai0.520.520.63
106Surian0.380.500.44
107Surian Bawang0.490.700.60
108Tanjung0.921.151.00
109Teambesu0.720.930.81
110Tempinis0.921.291.01
111Tepis0.410.820.62
112Teraling0.520.990.75
113Terap0.210.640.44
114Terentang0.320.520.40
115Trembesi0.61
116Tualang0.571.120.83
117Tusam0.400.750.55
118Ulin0.831.191.04
119Walikukun0.901.060.98
120Weru0.600.600.77

Tuesday, December 25, 2012

Softwood dan Hardwood

Kayu terbagi dalam dua kategori besar, yaitu kayu lunak (softwood/ conifer) dan kayu keras (hardwood/angiosperm). Kayu lunak berdaun jarum. Sedangkan kayu keras berdaun lebar.
Ciri kayu lunak dan kayu keras:
  • kayu lunak tidak mengugurkan, sedangkan kayu keras menggugurkan daun
  • kayu lunak mempunyai tempurung biji yang lunak, sedangkan kayu keras mempunyai tempurung biji keras
  • kayu lunak bertajuk meruncing, sedangkan kayu keras bertajuk melebar
  • kayu lunak tidak memiliki pori, sedangkan kayu keras memiliki pori
  • contoh kayu lunak: pinus, agathis, melur. Contoh kayu keras: jati, bengkirai, keruing


Softwood dan Hardwood

Kayu terbagi dalam dua kategori besar, yaitu kayu lunak (softwood) dan kayu keras (hardwood). Kayu lunak berdaun jarum. Sedangkan kayu keras berdaun lebar.
Ciri kayu lunak dan kayu keras:
  • kayu lunak tidak mengugurkan, sedangkan kayu keras menggugurkan daun
  • kayu lunak mempunyai tempurung biji yang lunak, sedangkan kayu keras mempunyai tempurung biji keras
  • kayu lunak bertajuk meruncing, sedangkan kayu keras bertajuk melebar
  • kayu lunak tidak memiliki pori, sedangkan kayu keras memiliki pori
  • contoh kayu lunak: pinus, agathis, melur. Contoh kayu keras: jati, bengkirai, keruing


Sunday, December 23, 2012

Kayu sebagai bahan Furniture

Furniture Kayu kadang mengalami keretakan, pembelokan (jinting) ketika udara sekitar mengering. Ada juga furniture kayu yang tidak mengalami keretakan. Mengapa hal itu terjadi?

Hal itu tidak lepas dari sifat dan karakteristik kayu. Di sini akan dijelaskan tentang watak kayu yang biasa dipakai untuk bahan baku mebel, baik kayu lunak (softwood) maupun kayu keras (hardwood).


watak kayu 

Kayu terdiri dari aneka macam cell-cell atau pipa-pipa kecil yang berongga. Sewaktu kayu masih hidup, Cell-cell itu mengangkut makanan, terutama bagian sap wood atau bagian putih dari kayu. Sebagai organisme, atau makhluk hidup, kayu terdiri dari aneka tipe cell yang beraneka ragam tugasnya. Ada yang bertugas mengangkut makanan (SAP wood) dan memperkokoh tegaknya pohon (heartwood atau galih ) dan melindungi dari gangguan dari luar (kulit kayu). Rongga pipa Sapwood lebih besar, karena berfungsi mengangkut air daripada rongga dari heartwood.

Arah pipa, cell-cell atau serat-serat itu membujur ke atas. Arah serat ini memberikan tekstur kayu yang khas. Kalau kayu dipotong membujur, maka ada lingkaran-lingkaran. Lingkaran ini terbentuk karena kayu membentuk ranting, baik besar maupun kecil.

Ketika kayu itu dipotong dan mati, kayu tetap memiliki sifat hygroscopic, atau bisa dimasuki oleh air yang beredar di kelembaban udara. Air bisa keluar masuk ke dalam cell-cell kayu tersebut. Dalam keadaan kelembaban udara kering, air dalam cell-cell itu keluar. Kadar air kayu yang masih basah berkisar antara 45-150%. Kadar air itu bisa turun, atau air dalam kayu itu keluar menguap, sehingga kadar air bisa mencapai 30%. Air yang 30% ini adalah air dalam dinding cell kayu. Kadar air 30 persen ini masih bisa turun lagi, tetapi diiringi dengan penyusutan kayu. Kayu heartwood lebih kecil susutnya dibanding dengan kayu sapwood. Kadar air bisa mencapai 6%. Kayu yang kering ini bisa juga mengalami kenaikan kadar air, jika kelembaban udara di sekitar kayu juga naik.

Konsekuensi dari aneka macam jenis, fungsi dan tugas itu adalah, bagi tukang / undagi mebel, kualitas kayu potongan-potongan kayu itu bertingkat-tingkat, walaupun itu dari satu pohon. Tukang mebel membutuhkan kayu yang keras, kayu heartwood itu lebih keras, sedangkan kayu

Konsekuensi dari sifat hidroscopis kayu, adalah kayu punya sifat bisa mengembang dan menyusut sesuai dengan keadaan kelembaban udara di sekitar. Kayu yang belum pernah dikeringkan sampai di bawah 30% bisa susut jauh lebih banyak daripada kayu yang sudah dikeringkan. Para tukang kayu, untuk menghasilkan mebel yang baik, sebaiknya mengeringkan kayunya sampai 6-8% dan tingkat kembang susutnya akan kecil.

Walaupun dengan pengeringan kayu, tingkat kembang susut kayu akan mengecil, tetapi kembang susut kayu itu masih ada dan tidak bisa dicegah. Untuk mengurangi resiko, kontruksi mebel juga harus diperhatikan. Cara tradisional untuk mengurangi resiko susut yang membuat mebel pecah adalah dengan, dalam membuat panel, ada ram dan daun panel. Ram memberi ruang longgar, memberi kesempatan daun panel untuk kembang susut. Susunannya seperti jendela kaca. Ram kaca diberi kelonggaran, agar ada ruang bagi kaca untuk memuai dan menyusut tanpa pecah.

tag: +anis hartanto , +Sutrisno ,

Saturday, December 22, 2012

Furniture dan Mebel

Furniture sering disamakan dengan mebel. Saya akan membahas furniture dahulu. Apa gunanya membahas masalah ini? Muda-mudahan kita akan tahu impian awal dari furniture atau mebel, kata yang saya yakin anda sudah punya bayangan, walaupun bayangan di antara kita beragam dalam detailnya.

Akar kata Furniture

Apakah furniture itu? Furnture adalah kata dari bahasa Inggris, berasal dari bahasa Prancis Pertengahan, "fournir", artinya menyediakan. Kata ini berasal dari kata Jerman kuno frumjan  yang artinya menyediakan atau menyelenggarakan. Kata itu berkaitan dengan bahasa inggris kuno fremu yang artinya keuntungan dan kegunaan. Inggris kuno atau Anglo Saxon adalah masa mulai sedikitnya sejak pertengahan abad ke 5 hingga pertengahan abad 12 sesudah masehi.

Karena sudah diasosiasikan dengan kegunaan, maka besar kemungkinan orang pada zaman itu menganggap furniture itu benda yang bermanfaat, sesuatu yang perlu. Mereka merasakan manfaat dari furniture, karena dengan demikian mereka tidak perlu selonjor, tetapi duduk, tidak perlu kedinginan tidur di lantai, tetapi bisa tidur hangat di tempat tidur atau dipan. Mereka merasakan manfaat dengan ketersediaan (fromjan, fournir) furniture.

Dalam perkembangannya, furniture mengalami perubahan arti. Furniture bukan ketersediaan, atau manfaat, tetapi perabotan rumah tangga. Sesuatu yang melengkapi rumah. Bisa aja terjadi, perabot itu diadakan, karena meniru tetangga. Istilahnya latah: meniru tanpa memperhitungkan keadaan sendiri. Sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, bisa aja kurang bermanfaat. Misalnya kursi tamu bagi rumah yang luas bisa aja memang bermanfaat. Tapi bagi rumah sempit, menjadi berlebih-lebihan. Furniture mestinya menjadi patner anda dalam beristirahat dengan nyaman dalam situasi lapang, bekerja dengan nyaman. Furniture itu merapikan ruang...bukan membuat anda repot, melelahkan. Rumah dengan ruang sempit, mungkin lebih baik memultifungsikan ruang dan furniture. Ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Kursi tamu sekaligus kursi keluarga.


Mebel 

Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu  meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel.  Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi
pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005). Le meuble est un objet mobile à usage domestiqueMeuble adalah objek bergerak yang dipakai dalam wilayah domestik.

Kalau di zaman sekarang, yang namanya benda mobile itu adalah handphone, karena handphone itu mudah dibawah ke mana-mana, bisa dalam genggaman, masuk saku, tas kecil, dll. Handphone berbeda dengan telepon rumah yang harus menetap, karena harus tersambung dengan kabel. Dibanding mebel, handphone jauh lebih mobile. Malah kesannya mebel itu tidak mobile dibanding handphone

Tetapi mungkin di zaman baheula, zaman ketika istilah ini turun, mebel termasuk mudah bergerak. Yang lain, seperti batu besar, lebih sulit lagi untuk bergerak...

Thursday, December 20, 2012

Profile Pengukir Jepara: Mas Trisno dari Senenan

Mas  +Sutrisno  adalah salah satu pengukir dari Senenan Jepara. Dan Senenan adalah sentra ukir relief kayu di Jepara. Kita akan lebih mengalami kesulitan mencari relief di luar desa Senenan.  Karena pusat relief itu memang di Senenan. Karya ukirnya bisa dilihat di http://woodcarver.com. Anda akan melihat sendiri bagaimana kualitas karyanya.

Apa artinya kalau dia tinggal di desa Senenan, desa sentra relief ukir? artinya,  dia mewarisi tradisi ukir yang detail. Anda bisa lihat sendiri di link di atas. Yang agak membedakan dari pengrajin ukir lain, dia menggagas hal baru dalam kerajian ukir relief. Hal baru itu adalah:
  • dia mencoba membuat ukiran yang sedikit. Ada anggapan bahwa ukiran yang baik adalah ukiran yang ramai, njelimet, detail, tidak ada ruang kosong, kedalamannya tinggi. Tetapi dia pernah mencoba membuat ukiran yang dangkal, sepi ukiran. Tetapi tetap detail. Lihat gambar di samping. Indahnya dimana? lihat bagaimana daun-daun menggerombol dan terasa ada gerak mengembang. Burungnya juga seperti hendak meloncat.
  • dia mencoba membuat efek tiga dimensi tidak dari kedalaman relief, tetapi dari perspektif..
  • Dalam hal tema, pengrajin ukir relief senenan biasanya terpaku pada tema flora fauna dan ramayana. Flora fauna ini tentu saja tidak segala flora fauna yang ditampilkan melainkan Dia membuat tema-tema baru seperti kehidupan laut.

Wednesday, December 19, 2012

Dokumen Road Map Furniture Indonesia

Ini dia roadmap Furniture Indonesia yang disusun kementrian Perindustrian. Kalau mau download, linknya ini: https://docs.google.com/open?id=0B7WcrETai8OVUkhlVnhGV1huVjA